Ilustrasi (jupiter research)
Jakarta - Perusahaan asal Swedia, TerraNet, tengah mengujicobakan cara bagaimana berbicara gratis lewat ponsel. Diharapkan, teknologi ini dapat mengembangkan komunikasi di negara berkembang.
Pendiri TerraNet, Anders Carlius menemukan ide program ini saat berwisata ke Tanzania dan menemukan buruknya jaringan telekomunikasi di sana. "Dengan produk ini, kami memberi kesempatan berbicara secara gratis kepada masyarakat miskin," sebut Carlius seperti dikutip detikINET dari BBC, Rabu (12/9/2007).
Ia mengatakan, proyek ini dikembangkan menggunakan teknologi peer-to-peer, dan telah diperkenalkan di Tanzania dan Ekuador. Handset-nya pun dimodifikasi sehingga bisa bekerja sebagai peer yang bisa meneruskan data atau panggilan ke telepon lainnya dalam jaringan. Setiap handset mempunyai jangkauan efektif sekitar satu kilometer.
Rute telekomunikasi antar ponsel ini juga diklaim tak memerlukan biaya. Ketika handset TerraNet dihidupkan, secara otomatis akan mencari ponsel lainnya yang berada dalam jangkauan. Jika bertemu, lanjut Carlius, keduanya saling terkoneksi dan memperluas jaringan. Prinsip ini akan menciptakan jaringan ponsel mini.
Namun, Carlius menggarisbawahi bahwa masih bisa terjadi masalah berkaitan dengan kecukupan frekuensi radio yang tersedia.
Produsen telekomunikasi Ericsson mendukung proyek TerraNet ini dengan dana US$ 3 juta. Namun perusahaan lain masih skeptis bahwa teknologi ini tak akan bekerja dengan baik. Apalagi diperlukan handset khusus bagi teknologi ini meski suatu saat diharapkan bisa diterapkan pada produk ponsel massal.
Jika hal itu terjadi, Carlius memperkirakan model teknologi komunikasi GSM (Global System for Mobile) yang saat ini masih digunakan pada 70 persen ponsel akan terancam eksistensinya.
( fyk / ash )
Fino Yurio Kristo - detikinet
0 komentar:
Posting Komentar