Aplikasi Web Service Dalam Sistem Informasi Rumah Sakit

Sekilas Web Service

Sudah banyak artikel di internet yang membahas tentang web service ini, jadi saya tidak perlu mendefinisikan ulang apa yang telah para pakar utarakan. Yang jelas web service digunakan untuk berkomunikasi/ bertukar informasi antar sistem/ mesin dan tidak dibatasi oleh bahasa pemrograman yang dipakai maupun sistem operasi yang digunakan. Ya, kira-kira seperti itu. Contoh sederhana web service adalah grabbing kurs BCA. Dengan sedikit script, Anda memanggil sebuah halaman dari web Bank BCA yang di dalamnya terdapat content kurs, kemudian menampilkannya pada website Anda.

Sistem Informasi Rumah Sakit

Tidak mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang ideal yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang menangani data pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem informasi rumah sakit sepenuhnya tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah sakit. Bisa dibuat sebuah sistem yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam rumah sakit, atau bisa juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah. Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain :

  1. Penanganan pendaftaran pasien
  2. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
  3. Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien
  4. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
  5. Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)
  6. Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
  7. Aplikasi Farmasi
  8. Apliksai Gudang Material
  9. Aplikasi Kepegawaian
  10. Keuangan dan accounting rumah sakit
  11. Pelaporan internal (pada pihak management)
  12. Pelaporan eksternal


Penerapan Web Service dalam Sistem Informasi Rumah Sakit

Aplikasi web service minimal dapat digunakan pada point 6 dan 12 dari list cakupan sistem informasi rumah sakit diatas. Bisa juga pada point 5, apabila menyerahkan masalah pembayaran pada bank yang ditunjuk. Atau juga pada point 7 dan 8 guna transaksi dengan pihak distributor obat, alat kesehatan, dan alat tulis kantor. Teknis penerapan web service sepenuhnya tergantung kebutuhan dan kreatifitas pihak pengembang, dengan mempertimbangkan masalah security, jaringan yang digunakan, dan sistem yang dibuat. Berikut beberapa contoh penerapan web service :

  1. Pada Penanganan pasien rujukan. Data-data yang perlu dikirimkan ketika merujuk pasien adalah data sosial, diagnosa, tindakan dan terapi yang pernah diberikan pada pasien. Data-data ini sudah terdapat pada lembar resume medis pasien. Berikut contoh penerapan web service dalam penanganan pasien rujukan :
    • Ketika ada pasien yang akan dirujuk, institusi kesehatan perujuk (A) langsung menembak database di institusi kesehatan penerima pasien rujukan (B) yang diantara keduanya terhubung oleh jaringan. Kelemahan sistem ini adalah ketika pasien tersebut tidak datang ke institusi B, namun malah datang ke institusi C karena alasan-alasan tertentu.
    • Institusi kesehatan perujuk mengupload/ mengirimkan data resume medis pasien yang akan dirujuk ke sebuah server dimana institusi kesehatan yang menerima rujukan dapat mengakses server tersebut kapan saja, kemudian ketika pasien rujukan datang, institusi kesehatan yang menerima pasien rujukan mengambil resume medis tersebut dari server. Kelemahan sistem ini adalah ketika banyak permintaan rujukan, sehingga mengakibatkan request menjadi lambat.
  2. Pada Pelaporan Eksternal. Pelaporan eksternal adalah bentuk laporan yang dikirimkan ke pihak luar, dalam hal ini adalah dinas kesehatan setempat. Laporan yang harus ada adalah laporan RL 1 – 6. Keterlambatan pengiriman laporan sudah menjadi lagu lama di jogjakarta, heheheh, katanya seh… Contoh bentuk penerapan web service dalam pelaporan external antara lain :
    • Ketika sudah jatuh tempo untuk mengirimkan laporan, institusi kesehatan (client) mengupload laporan ke server dinas kesehatan dalam bentuk file ataupun data text dan memanggil fungsi untuk execute database.
    • Setiap kali sudah jatuh tempo, pihak dinas kesehatan merequest laporan ke masing-masing institusi kesehatan. Kemudian jika laporan belum siap, dinas kesehatan memberikan peringatan baik berupa telfon maupun dalam bentuk surat. Penerapan sistem ini harus ada kesepakatan antara pihak institusi kesehatan dan developer dengan dinas kesehatan. Lebih bagus jika dinas kesehatan, atau bahkan departemen kesehatan menerbitkan standar sistem informasi rumah sakit.

written by : tantos, Basecamp D3 Rekam Medis UGM)

1 komentar:

Yudi Setiawan mengatakan...

Artikel yg menarik, thanks untuk infonya

Obat Tradisional Diabetes Melitus

Diberdayakan oleh Blogger.